SEJARAH KERAJAAN SINGOSARI
Sejarah Kerajaan Singasari berawal dari Kerajaan Tumapel, yang dikuasai
oleh seorang akuwu (bupati).
pegunungan yang subur
di wilayah Malang dengan pelabuhannya bernama Pasuruan. Dari daerah
inilah Kerajaan Singasari berkembang dan bahkan menjadi sebuah kerajaan
besar di Jawa Timur, terutama setelah berhasil mengalahkan Kerajaan
Kediri dalam pertempuran di dekat Ganter tahun 1222 M.
a. Sumber Sejarah
Sumber-sumber sejarah Kerajaan Singasari berasal dari:
• Kitab Pararaton, menceritakan tentang raja-raja Singasari.
• Kitab Negarakertagama, berisi silsilah rajSejarah Kerajaan Singasari berawal dari Kerajaan Tumapel, yang dikuasai
oleh seorang akuwu (bupati). Letaknya di daerah pegunungan yang subur
di wilayah Malang dengan pelabuhannya bernama Pasuruan. Dari daerah
inilah Kerajaan Singasari berkembang a-raja Majapahit yang memiliki hubungan erat dengan raja-raja Singasari.
• Prasasti-prasasti sesudah tahun 1248 M.
b. Kehidupan Politik
Kerajaan
Singasari yang pemah mengalami kejayaan dalam perkem-bangan sejarah
Hindu di Indonesia pernah diperintah oleh raja-raja sebagai berikut.
Raja
Ken Arok Setelah kemenangannya dalam pertempuran melawan Kerajaan
Kediri, Ken Arok memutuskan untuk membuat dinasti Bhattara serta
membangun kerajaan baru dengan nama Kerajaan Singasari.
Ken Arok
sebagai raja pertama Kerajaan Singasari bergelar Sri Ranggah Rajasa
Bhatara Sang Amurwabhumi dan dinastinya bernama Dinasti Girindrawangsa
(Dinasti Keturunan Siwa). Pendirian dinasti ini bertujuan menghilangkan
jejak tentang siapa sebenarnya Ken Arok dan mengapa ia berhasil
mendirikan kerajaan. Di samping itu, agar keturunan-keturunan Ken Arok
(bila suatu saat menjadi raja besar) tidak ternoda oleh perilaku dan
tindakan kejahatan yang pemah dilakukan oleh Ken Arok. Raja Ken Arok
memerintah pada tahun 1222-1227 M. Masa pemerintahan Ken Arok diakhiri
secara tragis, saat ia dibunuh oleh kaki tangan Anusapati, yang
merupakan anak tirinya (anak Ken Dedes dengan suami pertamanya Tunggul
Ametung).
Raja Anusapati Dengan meninggalnya Ken Arok, tahta
Kerajaan Singasari langsung dipegang oleh Anusapati. Dalam jangka waktu
pemerintahan yang cukup lama itu (1227-1248 M), Anusapati tidak
melakukan pembaruan-pembaruan, karena Anusapati larut dengan
kegemarannya sendiri, yaitu menyabung ayam.
Peristiwa kematian Ken
Arok akhirnya terbongkar dan sampai kepada putra Ken Arok dengan Ken
Umang yang bernama Tohjaya. Tohjaya mengetahui bahwa Anusapati suka
menyabung ayam, karena itu Anusapati diundang untuk menyabung ayam di
Gedong Jiwa (tempat kediaman Tohjaya). Saat Anusapati sedang asyik
melihat aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjaya mencabut keris Empu
Gandring yang dibawa Anusapati dan langsung menusukkan ke punggung
Anusapati hingga ia meninggal.
Raja Tohjaya Dengan meninggalnya
Anusapati, tahta kerajaan dipegang oleh Tohjaya. Tohjaya memerintah
Kerajaan Singasari hanya beberapa bulan saja (1248 M), karena putra
Anusapati yang bernama Ranggawuni mengetahui perihal kematian
Anusapati. Ranggawuni yang dibantu oleh Mahesa Cempaka menuntut hak
atas tahta kerajaan kepada Tohjaya. Tetapi Tohjaya mengirim pasukannya
untuk menangkap Ranggawuni dan Mahesa Cempaka. Rencana Tohjaya telah
diketahui oleh Ranggawuni dan Mahesa Cempaka, sehingga keduanya
melarikan diri sebelum pasukan Tohjaya menangkap mereka.
Untuk
menyelidiki persembunyian Ranggawuni dan Mahesa Cempaka, Tohjaya
mengirim pasukan di bawah pimpinan Lembu Ampal. Namun, Lembu Ampal
akhirnya menyadari bahwa yang berhak atas tahta kerajaan ternyata
Ranggawuni, maka ia berbalik memihak Ranggawuni dan Mahesa Cempaka.
Ranggawuni yang dibantu Mahesa Cempaka dan Lembu Ampal berhasil merebut
tahta kerajaan dari tangan Tohjaya. Selanjutnya Ranggawuni menduduki
tahta Kerajaan Singasari.
Raja Wisnuwardhana Ranggawuni naik tahta
atas Kerajaan Singasari dengan gelar Sri JayaWisnuwardhana dibantu oleh
Mahesa Cempaka dengan gelar Narasinghamurti. Mereka memerintah bersama
Kerajaan Singasari (1248-1268 M). Wisnuwardhana sebagai raja,
Narasinghamurti sebagai Ratu Angabhaya. Pemerintahan kedua penguasa
tersebut membawa keamanan dan kesejahteraan. Pada tahun 1254 M,
Wisnuwardhana mengangkat putranya sebagai Yuvaraja (raja muda) dengan
maksud untuk mempersiapkan putranya yang bernama Kertanegara menjadi
seorang raja besar di Kerajaan Singasari. Setelah Wisnuwardhana
meninggal dunia (dialah satu-satunya raja yang meninggal tidak terbunuh
di Kerajaan Singasari), tahta Kerajaan Singasari beralih kepada
Kertanegara.
Raja Kertanegara Raja Kertanegara (1268-1292 M)
merupakan raja terkemuka dan raja terakhir dari Kerajaan Singasari. Di
bawah pemerintahannya, Kerajaan Singasari mencapai masa kejayaannya.
Stabilitas kerajaan yang diwujudkan pada masa pemerintahan Raja
Wisnuwardhana disempurnakan lagi dengan tindakan-tindakan yang tegas
dan berani. Setelah keadaaan Jawa Timur dianggap baik, Raja Kertanegara
melangkah ke luar Jawa Timur untuk mewujudkan cita-cita persatuan
seluruh Nusantara di bawah panji Kerajaan Singasari.
Upaya yang ditempuh Raja Kertanegara dapat dilihat dari pelaksanaan politik dalam dan luar negeri.
Dalam rangka mewujudkan Stabilitas politik Kerajaan Singasari, Raja Kertanegara menempuh jalan sebagai berikut.
•Mengadakan
pergeseran pembantu-pembantunya seperti Mahapatih Raganata digantikan
oleh Aragani. Raganata diangkat menjadi Adhiyaksa di Tumapel. Juga
banyak Wide yang berasal dari rakyat biasa diangkat menjadi pegawai
tinggi dengan gelar Aryawiraraja dan diangkat menjadi bupati Sumenep
(Madura).
•Berbuat baik terhadap lawan-lawan politiknya, yaitu
dengan mengangkat putra Jayakatwang raja Kadiri yang bernama Ardharaja
diambil jadi manantu. Serta Raden Wijaya selaku cucu Mahesa Campaka
dijadikan menantu pula.
•Memperkuat angkatan perang untuk menciptkan keamanan dan ketertiban didalam negeri dan mewujudkan persatuan nusantara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar